Archive

Monthly Archives: May 2012

So I was filling this registration form for an educational forum. I read it line by line and filled it easily (perhaps some difficulties in deciding how my name is written. I have only one name; no surname, no first name, middle name – just name.)

Until I stumbled upon this question:

Please let us know more about yourself. Ex your hobby, your favorites, your future plans

(Perhaps the lot of you know already where this piece of writing leads to.)

When I read this, I stopped. For quite a long time. I don’t know what to write, I don’t know how to describe myself. I mean I know I love felines and I am highly interested in history, but…..when I am asked to write it briefly, I just have no idea how to do it.

I enjoy DVD and movies, I enjoy strolling around aimlessly, I enjoy watching the stars, I enjoy the breeze of beaches and mountains, I enjoy traveling, and I enjoy so many other things in this world; yet I do not know how to write it attractively, concisely, and briefly.

I know that I have this dream of traveling around the world by the age 30, this dream of making Indonesia’s tourism, this dream of being one of the one who revives Indonesia’s museum, and this dream of helping to conserve big cats. Yet I do not know how to separate dreams and future plans.

It’s sometimes so puzzling and sad that I feel as if I don’t really know who I am. tsah. Kidding.

CAHYA ANAK TERKROCO SEDUNIA.

Jadi. Begini ceritanya.

Februari lalu saya pergi ke Boston untuk menghadiri HNMUN. Yaah, cerita lengkap perasaan saya dan sebagainya ada di halaman ini dan ini. Cukup kangen-kangenan dan keluh-kesah HNMUN dan sebagainya, sekarang yang bikin saya nulis post ini adalah tim HNMUN ITB 2012.

Hmm…saya senang berprestasi (ya, siapa yang nggak?), dan dulu tuh ambisius-ambisius-nya mulai dari SD. Saya puas dengan apa yang selama ini telah saya raih dan saya dapat. Kalau kata mas Daniel Mejia diplomat-nya US Embassy pas itu, the big fish of a small pond.

Begitu saya masuk ITB, duh, banyak sekali awards bergengsi yang baru saya dengar, prestasi ini-itu yang anak BSD ini belum pernah dengar sebelumnya. (Maklum, dulu taunya seputar itu-itu aja). Rasanya minder. Tapi, lama kelamaan saya sadar, kita gak boleh selamanya lihat ke atas melulu. Dan saya menjalani hidup (agaknya) seperti biasa. Kalo kata mas Daniel Meija juga, (pas itu dia lagi ngomongin tentang rasanya jadi mahasiswa Harvard) they were the big fish in a small pond, now, they are the small fishes in a big pond.

NAH! Begitu saya (akhirnya) diterima di tim ITB HNMUN 2012, saya melihat profil-profil singkat teman-teman saya itu. Begini kira-kira sequence reaksi saya: HAH-wow-takjub-mangap-minder. Keparahan, bro. Mulai dari yang VTnya Schlumberger, delegasinya konferensi lingkungan internasional, mamang-mamangnya debat, mahasiswa exchange, CEO-CEOnya perusahaan IBE, ownernya perusahaan betulan, penerima beasiswa ini itu, ketua OSIS-nya apa, presidennya apa, apa-apa apa-apa. Gila, rasanya sesaat segala apa yang ada dalam Cahya kurang………saja untuk ada disitu.

Tapi semakin saya dekat dengan mereka, rasa mindernya hilang. Malah berganti jadi support, semangat, bangga, dan kadang…hingga rasa kepemilikan. (ya itu maksudnya kalo ada yang dapet award apa gitu yang bahagianya berlebihan malah saya gitu)

Gilanya lagi, semakin saya dekat dengan mereka, mereka makin hebat. Yang satu menang lomba bisplan Danone hanya 2 hari setelah selesai konferensi dan pergi ke Paris, yang satu (akhirnya) lulus kompre dan jadi ST sepenuhnya dan langsung memenuhi panggilan rig minyak di Kalimantan, yang satu jadi presiden unit dan ketua ini itu, yang satu dapet KP ke Jepang, dan berita-berita lainnya bermunculan susul-susulan macam kecambah toge yang ditaruh di deket jendela pas pelajaran IPA waktu SD.

Satu orang, secara spesifik, bikin saya super takjub dan beritanya yang barusan bikin saya jadi pengen nulis post ini. Namanya Hendra. Simpel namanya, orangnya juga. Supel, rendah hati, tapi pintarnya keterlaluan, semangat juang tinggi, dan segala apa yang biasanya terletak di biografi orang-orang sukses. Waktu disuruh bikin profil diri buat HNMUN dulu, dia orang pertama yang selesai, jadi saya lihat buat referensi. Adanya bukan malah jadi punya referensi tapi rasanya mau suruh dia bikin otobiografi. Kenapa? Nih, profil Hendra yang saya baca:

Hendra is a final year student majoring in chemical engineering. He really enjoys and loves college activities that he spends two third of his daily time for it without being tired. Besides study, he has various extracurricular activities: member of Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK) and Ganesha Hijau, doing business, becoming laboratory and lecturer assistant in ITB, as well as participating in various competitions. These activities lead him to be successful. His success includes establishment of a small food business for fulfilling his financial needs, internship in three big companies (Accenture, Medco E&P, & Mitsui), Ganesha Karya Award from The Dean of ITB, Champion of National Plant Design Competition, McKinsey Young Leaders for Indonesia Award, Accenture Scholarship, P&G ASEAN Business Challenge 2011, and Trust By Danone 2012.

Besides, he loves to involve in community development projects. He involves  in SKHOLE with ITB students, Unleashing Johar Baru with McKinsey alumnae, Ciparay and Legok Hiris Community Development with HIMATEK, and Ciumbuleuit Communities Empowerment through his small business.

YA GIMANA NGGAK SETUN KAN?

Itu sebelum HNMUN. Di HNMUN-nya, dia menang Honorable Mention di komite Legal. (Dan seperti yang saya bilang, malah saya yang hebohnya gak ketulungan. Dia dan partnernya malah cukup tenang. Ya…maklumlah ya?) Saya dan tim menjulukinya “Sun Tzu”.

Setelah HNMUN, yang saya dengar dia sedang dalam proses penerimaan di suatu perusahaan Oil & Gas yang ternama dan bergengsi. Yang saya dengar dia jadi Mapres (Mahasiswa Berprestasi) Teknik Kimia. Yang saya dengar dia jadi Mapres FTI. Dan jadi Mapres ITB. Ganesha Prize. HAH!

Yang saya dengar lagi kemarin malam dia diterima di perusahaan oil & gas itu. Yang saya dengar barusan, dia mau ke Ekuador. KerjaDan sebelumnya di-training di Oklahoma dulu.

Dude, you are AWESOME!!

Kemarin ini juga saya dapat kabar, teman saya yang lain lagi, Safira dan Putra, menjadi VT di Schlumberger. Waw!!! Dan Ezra, yang sudah bekerja di Schlumberger sekarang, ternyata sudah di Balikpapan. Mencari sesuap nasi katanya.

Jujur, awalnya saya merasa minder dan (yaah….) tidak pantas berada di circle itu. Rasanya kok stagnan sekali saya, hari ini malah masak kue dan goler-goleran di kasur. Tapi lalu itu menyadarkan saya. Justru masak kue dan goler-goleran di kasur gak akan membawa saya ke Ekuador, Jepang, atau Paris. (Ya boleh sih masak dan goler-goleran, tapi gak seekstrim ini.) Mereka malah jadi motivasi saya untuk terus berkembang, senantiasa ngingetin saya pas lagi meringkuk dalam selimut untuk bangun dan membenahi hidup.

Misalnya dengan menyelesaikan post ini dan langsung bikin IMUN yang udah tertunda sekitar 3 jam. Okeh.

  1. Burping
  2. The silence after a fruitful and thoughtful conversation
  3. Emails.
  4. Watching deer/antelopes getting killed/caught by a big cat after a vigorous struggle
  5. Documentaries
  6. Watching documentaries about the fall in Wall Street in 2008
  7. Observing a repeated cycle in a factory/workshops/machines/those things.
  8. Getting a high-score in the Pinball game in a school PC
  9. Getting a 100% win percentage in Solitaire
  10. Watching Hyenas getting scared off by lions. #TEAMLIONS
  11. Winning a(n unimportant) debate (i.e. road turns, name of a long-forgotten actress, levels of spicy wings)
  12. Able to solve a crime in a detective novel before the main character solve it/a mathematics problem taught in high school 2 years ago about derivatives/an online click & drag mystery flash game/…/solving something.
  13. Museums.

Ramai siraman air yang menyentuh kulit-kulit penuh debu, hiruk pikuk kota, dan kepulan asap metromini. Peluh yang tersapu bersama buih-buih, serta merta membuyarkan kepenatan dan letihnya sehari itu. Mata yang akhirnya bisa tertutup mengamankan, dan pikiran yang justru membuka teramat lebar.
Dentingan air bak yang lebih kecil menyiptakan melodi-melodi ritmik yang entah mengapa, menenangkan. Mencari motif dan pola dari mosaik lantai yang seakan terus berubah. Merah-biru-bulat-biru-kotak-merah-merah-biru.
Sengaja mendiamkan diri di bawah hangat dan kepulan air dan asap putih, meregang leher, membiarkan hangatnya turun mengikuti lekukan-lekukan punggung ; rileks.
Ah, mandi saja sebuah anugrah.